Wednesday, July 24, 2013

Goddess of Fire Recap Episode 1-4





Drama yang pertama kali saya recap ini berjudul Goddess of Fire, Jung-i. Dibintangi oleh Moon Geun Young, Lee Sang Yoon, Kim Bum, Lee Kwang Soo, Park Geun Hyung, dll drama ini menjadi salah satu drama yang paling saya tunggu di tahun 2013. Secara singkat drama yang berlatar belakang Korea di era Joseon ini menceritakan tentang kehidupan Baek Pa Sun, pengrajin keramik wanita pertama di Korea. Ia menikah dengan Kim Taedo dan sempat diculik pasukan Jepang saat Jepang menginvasi Korea di sekitar tahun 1500an. Walaupun tentu saja di drama ini, tidak semuanya merupakan kisah nyata dan penulis dan PD-nya sepertinya memang membuat perubahan cerita. Contoh yang paling jelas adalah menjadikan Pangeran Gwang Hae jatuh cinta pada Jungyi. Konflik dan persaingan diantara pembuat keramik dan kisah kasih antara Jungyi dan Pangeran Gwang Hae menjadi tema utama drama ini
Anyway, hari ini saya akan merecap 4 episode sekaligus, episode 1-4. Saya tidak bermaksud untuk mengecilkan peran tokoh-tokoh di 4 episode awal, terutama pemeran masa kecil masing-masing tokoh utama. Hanya saja menurut saya ceritanya jauh lebih menarik setelah memasuki episode 5 ketika para karakter sudah beranjak dewasa (terutama Kim Bum dan Moon Geun Young!! Hehhe).
EPISODE 1
Cerita dibuka dengan adegan pembuatan keramik, mulai dari mengolah tanah liat, membakarnya, hingga melukis permukaan keramik. Yu Jung (Jung-i) muda (diperankan oleh Jin Ji Hee) datang ke istana untuk mempersembahkan keramiknya pada raja. Raja Seonjo (Jung Bo Suk) yang berkuasa pada saat itu, mengagumi keramik buatan Jung-i. Jung-i (tambahan -i disini merupakan panggilan, namanya Yu Jung) lalu menoleh dan memanggil ayahnya. Dua orang pria menoleh dengan pandangan aneh, satu orang adalah ayah kandungnya dan satunya lagi adalah ayah angkatnya. Kedua orang itu adalah Yi Kangchon dan Yu Euldam, dua pengrajin keramik yang paling handal di Bunwon (Bengkel Keramik Kerajaan). Mereka akan berkompetisi untuk menjadi Master Keramik dan Kepala Bunwon. Di sisi lain Ratu Inbin dan Perdana Menteri merancang taktik untuk menjadikan orang kepercayaan mereka menduduki jabatan itu dan mereka memilih Kangchon. Mereka berdua bekerja di bengkel masing-masing dan Yu Euldam dibantu oleh seorang gadis muda.
Di Hari H, mereka mempersembahkan keramik buatannya ke hadapan raja dan ratu. Raja memuji hasil kreasi mereka. Namun, ternyata keramik buatan Yu Euldam mengandung racun dan meracuni selir raja. Ternyata selir alergi terhadap bunga persik dan keramik Euldam mengandung bunga persik yang digunakan untuk memperhalus permukaan keramik. Yu Euldam pun dijatuhi hukuman berat. Namun, gadis muda yang bekerja di Bunwon rupanya tahu hal itu merupakan akal-akalan Yi Kangchon dan ratu. Ia menghadap Kangchon dan mengancamnya, ia bahkan berbicara tentang anak yang dikandungnya. Yi Kangchon teringat akan nasihat peramal bahwa lahirnya anak lain selain Yukdo (anak lelakinya) akan membawa kehancuran dirinya. Ia pun menyuruh bawahannya melenyapkan gadis itu.
Gadis itu memohon supaya tidak dibunuh dan ia pun lari. Di tengah malam, di istana lahirlah bayi Gwanghae dan Raja memberi amnesti pada setiap tahanan di hari itu sehingga Yu Euldam bebas. Di malam yang sama gadis muda tadi melahirkan di sebuah tempat pembakaran keramik. Erangannya terdengar Euldam bersamaan dengan bunyi petir yang menggelegar (salah satu efek alay di drama ini yang terkadang terlalu dramatis). Lahirlah bayi Jung-i! Ibu Jungyi meninggal setelah melahirkan dan meninggalkan Jung-i ke Yu Euldam. Ia ingin anaknya menjadi pembuat keramik terbaik di Joseon dan meminta Euldam menjaga anaknya dengan baik.
Bertahun-tahun kemudian Yu Jung memiliki teman Shim Hwaryung dan Kim Taedo. Hwaryung berguru ke ayahnya Jung yang sekarang tinggal di pedesaan. Sedangkan Jung lebih suka belajar memanah dan menggunakan pedang bersama Taedo. Suatu hari mereka berdua berburu babi hutan dan rusa. Di hari itu rombongan kerajaan juga pergi berburu, termasuk Pangeran Gwanghae dan Imhae. Jadi, secara teknis di drama ini Gwanghae dan Jung memiliki umur dan tanggal lahir yang sama. Imhae selalu kalah dari adiknya tetapi ia juga selalu iri dan dengki. Ia punya kecenderungan inferior (inferiority complex) sedangkan Gwanghae selalu lebih bijaksana dan dewasa.
Di tengah perjalanan ia terjerembap ke dalam jebakan binatang yang diset Taedo dan Jung. Ia berteriak minta tolong dan sesaat kemudian Jung lewat. Gwanghae mengaku dirinya jatuh dan digigit ular. Jung pun membantu dengan mengulurkan tangannya. Namun, Gwanghae menarik dirinya dan dia pun terjatuh tepat di pelukan Gwanghae. Adegan ini bahkan diulang beberapa saat kemudian dan sekarang giliran Gwanghae yang berada di atas tubuh Jung. Di dalam jebakan itu mereka bertengkar seperti anak kecil dan menyalahkan satu sama lain. Di lain pihak, Imhae dan Taedo mencari Gwanghae di hutan. Jung yang awalnya tidak percaya bahwa Gwanghae adalah pangeran langsung terperangah ketika mendengar teriakan dari para pencari Gwanghae dan konfirmasi Gwanghae sendiri.
EPISODE 2             


 

Episode 2 diawali dengan flashback sekilas ke episode 1 dan kemudian kembali ke adegan pencarian Pangeran Gwanghae. Di dalam jebakan, Jung masih tidak percaya bahwa Gwanghae adalah Yang Mulia Pangeran dan menolak memberi hormat. Ketika pengawal kerajaan semakin mendekat, Jung panik dan memukul kepala belakang Gwanghae dengan pedang. Ia pun terkapar tak sadarkan diri. Jung pun semakin bertambah panik. Namun, untungnya Taedo segera datang dan mengulurkan tali ke Jung. Sedangkan Gwanghae ditinggalkan begitu saja di jebakan (kasihan!). Ketika ia terbangun, Jung sudah tidak ada dan ia pun kebingungan. Akhirnya pengawal kerajaan datang dan menolongnya. Saat ia kembali ke perkemahan bersama Imhae, Imhae menyuruhnya menjelaskan jasa Imhae dalam menolongnya. Carmuk alias cari muka ke raja!
           Jung masih diliputi perasaan bersalah dan bahkan ia bersembunyi ketika rombongan kerajaan datang berkunjung menemui ayahnya. Jung takut dilihat oleh Pangeran dan mengira ia akan dihukum berat karena menyakiti keluarga kerajaan. Rupanya maksud kedatangan raja dan pangeran adalah meminta Yu Euldam membuat keramik untuk persiapan upacara kerajaan. Awalnya Euldam menolak, tapi akhirnya menerima dengan berat hati. Di istana, Ratu dan bawahannya ingin memperkuat posisi mereka dan menjadikan Pangeran Sinsong sebagai Putra Mahkota. Salah satunya dengan menyuap para menteri untuk mendukung Kangchon dan Sinsong. Sementara itu, Yukdo dengan tekun membuat keramik. Ketika ayahnya datang, Yukdo mengatakan bahwa ia mempersiapkan keramik untuk upacara.
Keesokan harinya para menteri mendesak raja untuk memilih Putra Mahkota. Raja pun menguji dan memberi tugas kepada masing-masing anaknya. Gwanghae menjadi pemimpin upacara dan diberi tanggung jawab menjaga keramik Raja Taejo (pendiri Joseon). Imhae pun kecewa. Ha. Kabar bahwa Yu Euldam akan membuat keramik untuk upacara sampai ke telinga Yi Kangchon dan Yi Yukdo dan membuat mereka kecewa. Disisi lain, salah satu bawahan di Bunwon rupanya menyelundupkan keramik keluar istana dan menjualnya ke pedagang wanita yang kaya raya. Namun, baru sesaat ia memiliki uang hasil barang selundupan itu, ia berjudi dan uangnya raib dijarah perampok.
Di rumah Jung, cinta segitiga terjadi antara Jung, Taedo, dan Hwaryung. Rupanya Hwaryung memendam perasaan ke Taedo, namun ia tidak bisa menerimanya. Sedangkan Jung tidak tahu apa-apa karena ia tertidur dan bersandar di bahu Taedo. Rupanya bawahan tadi adalah ayah Hwaryung dan ia punya hutang banyak ke pedagang wanita. Jika Hwaryung ingin menebus hutang ayahnya, ia harus bekerja ke pedagang itu. Besoknya, Hwaryung meninggalkan rumah Jung. Taedo mengantarnya dan di sepanjang perjalanan mereka berbicara tentang Jung dan mengapa Taedo tidak dapat menerima Hwaryung. Hwaryung lalu memeluk Taedo dari belakang untuk menjelaskan perasaannya. So sweet
Seteah Hwaryung pergi, Jung membantu ayahnya membuat keramik. Jung bahkan bertanya apakah ayahnya dulu juga membuat keramik bersama ibunya. Ayahnya mengiyakannya. Mereka kemudian didatangi oleh Kangchon yang ingin memanas-manasi Euldam. Ia bahkan mengejek Euldam yang akhirnya bisa menikah dan punya anak (padahal anak kandungnya sendiri). Namun, disisi lain anak Kangchon, Yukdo, malah ingin berguru ke Euldam. Jung pergi bermain ke hutan bersama Taedo. Ia melihat Gwanghae dan segera bersembunyi. Namun Gwanghae melihatnya tetapi belum sempat Gwanghae menemui Jung, ia dihadang Taedo. Ia pun hampir kalah dari Taedo. Kangchon akhirnya menemui Imhae dan mendukung Imhae untuk menjadi pemimpin upacara. Imhae yang sudah merasa inferior menjadi marah pada adiknya. Ia pun mendatangi ruangan tempat Keramik raja Taejo diletakkan. Imhae yang mabuk membuat onar di ruangan upacara. Ia marah ke Gwanghae dan memecahkan pot Raja Taejo.
EPISODE 3





                Imhae memecahkan pot keramik Raja Taejo. Gwanghae otomatis marah, namun akhirnya ia mengakui bahwa itu salahnya karena membiarkan orang mabuk masuk ke ruangan upacara. Imhae bingung dan melarang Gwanghae menemui raja. Ketika mereka berdua menghadap raja, di ruangan sudah ada Ratu Inbin dan Pangeran Insong, mereka pun tidak jadi menyampaikan berita pecahnya keramik. Esoknya, Kangchon dan Yukdo sudah mengetahui hal itu sedangkan Gwanghae meminta bantuan ke pedagang keramik tempat Hwaryung bekerja. Ia disarankan oleh Hwaryung untuk membawa itu ke Jung.
                Saat Gwanghae pergi ke rumah Jung, ia menangkap Jung yang jatuh dari atas kuda (dengan tambahan efek slow motion yang alay). Buntalan berisi keramik yang sudah pecah pun terjatuh. Jung mengira ia yang memecahkan keramik itu dan meyakinkan Gwanghae bahwa ia akan memperbaikinya. Awalnya Gwanghae skeptis, tetapi akhirnya Gwanghae memberi waktu 5 hari untuk memperbaiki. Ternyata konsekuensi dari pecahnya keramik itu sangat besar, memecahkan berarti tindakan pengkhianatan dan memperbaiki juga tindakan pengkhianatan (bagaikan makan buah simalakama).
       Di istana Imhae memarahi pengawalnya yang membiarkan Gwanghae pergi tanpa memberitahunya. Ia pun kemudian menemui Kangchon di Bunwon. Kangchon memintanya menyerahkan segala urusan padanya. Di sisi lain Jung dan Taedo menyusun pecahan keramik dan ada satu bagian keramik yang hilang. Bagian yang hilang itu ditemukan oleh Yukdo di ruangan upacara dan ia pun meminta izin ayahnya menemui Euldam. Tentu saja ayahnya menolak. Euldam menolong Jung dan membawa keramik ke rumah gurunya namun di tengah perjalanan ia dirampok. Jung datang membantu dan mereka pergi ke rumah guru ayahnya.
                Ayahnya ingin beban memperbaiki keramik itu jatuh ke tangannya namun Jung menolak dan bertekad memperbaiki sendiri. Jung harus mencari diantara puluhan pot, tanah liat yang tepat dan sesuai untuk keramik itu, tanah liat dari Gunung Keumgang. Namun ternyata diantara pot-pot itu tanah liat dari G.Keumgang tidak ada dan Jung pun mencampur beberapa macam tanah liat agar menghasilkan adonan yang sesuai. Guru ayahnya pun memuji bakatnya yang katanya sudah terlihat dari lahir.
                Sementara itu Taedo dan Euldam pergi ke istana untuk menemui Gwanghae. Euldam meminta agar Jung dibebaskan dari tanggung jawab supaya ia yang menanggung akibatnya. Sedangkan Taedo mempertunjukkan keahlian memanah di hadapan pengawal istana. Kangchon memperlihatkan kepada Yukdo tentang keramik yang diperbaiki setelah pecah. Dari luar memang tidak kelihatan, tapi kalau terkena air panas, keramik tadi akan memperlihatkan retakannya dan bocor. Kangchon memperlihatkan ini untuk menunjukkan Yukdo tugas memperbaiki keramik hampir mustahil dijalankan, apalagi kalau memakai putih telur sebagai perekatnya. Namun Jung tidak memakai putih telur tetapi memakai resin dari cacing tanah seperti anjuran gurunya. Bagian yang hilang ia ganti dengan tanah liat baru yang ia bakar. Setelah Jung tertidur, gurunya menyempurnakan hasil kerja Jung. Ia melapisi permukaan keramik, memperbaiki bagian yang kurang sempurna, dan merapikannya. Persis seperti aslinya.
                Keesokan harinya, Jung dan Taedo bertemu Gwanghae di pasar. Gwanghae menarik Jung menjauh dari keramaian. Sedangkan Taedo berlari dari kejaran pengawal istana dan bersembunyi di tempat kerja Hwaryung. Jung meminta Gwanghae agar tidak lagi menemui dirinya karena ia dan ayahnya tidak ingin diganggu. Gwanghae dengan berat hati mengiyakan. Kangchon, Yukdo, dan Imhae hampir tidak percaya bahwa keramik raja Taejo bisa kembali seperti semula. Ketika Raja Seonjo datang, ia senang karena anaknya bisa menjaga kepercayaan. Namun, tiba-tba Yukdo menngaku bahwa keramik Taejo pernah pecah. Rahasia pun hampir terbongkar!
EPISODE 4
                Semua orang terkejut dengan keberanian dan kelancangan Yukdo menyebut keramik Taejo pernah pecah dan diperbaiki. Raja pun tidak percaya dan meminta Yukdo membuktikannya. Air panas dituangkan ke keramik, namun tidak terjadi apa-apa. Di tempat lain, Jung dan ayahnya berharap bahwa semua akan baik-baik saja. Jung menjelaskan bahwa ia memakai lem perekat yang berasal dari lendir cacing tanah sehingga tida terjadi retak. Di istana raja tidak sabar dan akan menghukum Yukdo. Namun Kangchon mengintervensi dan memecahkan keramik Taejo (lagi!!). Kangchon menjelaskan perbedaan pecahan keramik yang baru dan yang lama.
Raja marah dan Gwanghae pun mengaku kalau itu ulahnya sedangkan Imhae berdiri ketakutan. Raja memerintahkan Euldam ditangkap. Euldam diseret oleh pengawal istana. Jung datang membantu tetapi malah didorong. Untung ada Taedo yang menolongnya, Taedo melindungi tubuh Jung dan membiarkan tubuhnya dipukuli oleh pengawal. Di istana Gwanghae meminta keringanan hukuman kepada Raja. Raja menolak dan mengintrogasi Euldam sendiri. Sedangkan Jung menangis karena ayahnya harus dihukum karena dirinya. Ratu Inbin gembira dengan kejadian itu karena akan menguntungkan putranya. Sedangkan Gwanghae bersedih karena melibatkan Jung dalam masalah itu. Jung lalu datang ke istana dan menemui raja secara langsung. Ia mengaku ia sendiri yang memperbaiki keramik itu dan bukan ayahnya. Raja ingin mengujinya dan memberinya tugas membuat keramik yang paling indah. Padahal Jung selama ini hanya bisa memperbaiki dan tidak bisa membuat keramik.
Jung awalnya frustasi tapi ada Taedo yang membantunya. Taedo membawakan keramik dari Ming China yang dipinjam dari Hwaryung. Bukannya segera membuat keramik, Jung malah keasyikan memandangi keindahan keramik Ming dan semakin frustasi karena tidak bisa membuat keramik. LOL. Gwanghae meminta Taedo sebagai pengawal pribadinya, sebagai gantinya Taedo meminta Gwanghae melindungi Jung ketika ia akan menghadap raja. Disisi lain, Jung bermimpi bertemu gurunya.
Gurunya berkata,”Apa hal yang menurutmu paling indah? Kalau aku hal itu adalah anggur karena anggur bisa membangkitkan semangat. Coba kalau tidak ada anggur? Hah, aku tidak akan berani membayangkan. Nah, apa yang paling kamu senangi dan paling indah? Hal yang paling kamu takutkan jika kehilangannya. Mulailah dari itu.”

Setelah itu Jung mengingat kenangan bersama ayahnya dan semua ucapan ayahnya. Ia pun siap membuat keramik. Esoknya Jung membawa bungkusan ke istana dan menghadap raja dan para menterinya. Keramik buatan Jung biasa-biasa saja namun arti keramik itu sukses menggerakkan hati raja. Ia membuat mangkuk teh dan menceritakannya sebagai simbol cinta kedua orang tuanya. Raja mengatakan ia merasa kasihan padanya. Sedangkan Jung menganggap raja tidak pantas menduduki tahta. Semua mata terkejut memandang Jung. Raja minta penjelasan dan Jung menjelaskan bahwa sebagai raja ia harus menghargai jerih payah rakyatnya dan melihat apa yang dilihat rakyatnya. PM mengambil kesempatan untuk memojokkan Jung tapi Gwanghae membalas dengan mengatakan ia juga kehilangan ibu seperti Jung dan ia tidak dihukum padahal telah memecahkan keramik. Akhirnya raja angkat bicara dan memaafkan ayah Jung, bukan karena keindahan keramik Jung, melainkan karena keberanian dan bakti Jung kepada ayahnya sesuai nilai Konfusianisme (didukung akting nangis juga tentunya).
Ayah Jung, Euldam bebas dan Jung berterimakasih pada Gwanghae. Sayangnya Gwanghae mengaku bahwa sebenarnya dari awal keramiknya sudah pecah dan bukan salah Jung. Jung marah dan tidak mau menemui Gwanghae lagi. Di rumah, Jung, ayahnya, dan keluarga Taedo merayakan bebasnya Euldam. Sedangkan Gwanghae pergi menemui Kangchon dan berniat mengangkat Euldam sebagai master keramik di Bunwon. Kangchon semakin kecewa dan marah. Malam harinya, Kangchon menyuruh bawahannya membunuh Euldam.
KESIMPULAN
        Episode 1-4 merupakan pembuka yang bagus untuk mengawali drama sepanjang 32 episode ini. Walaupun tidak ada yang baru dan semua jalinan plot kurang lebih sama dengan cerita tentang pahlawan atau orang hebat lainnya. Cerita diawali dengan kelahiran sang tokoh utama yang biasanya tidak punya orang tua/diadopsi, masa kecil tokoh utama yang jenius lalu bertemu dengan cinta pertamanya, lalu sang tokoh mendapat ujian. Tiba-tiba saja tokoh utama yang sebelumnya tidak bisa sama sekali, berkat kejeniusan dan bakatnya tiba-tiba bisa dalam semalam. Bagi yang tidak familiar dengan sageuk atau drama sejarah pasti masih asing dan kesulitan dengan ungkapan dan bahasa yang digunakan karena dialog sageuk memang berbeda dari dialog drama modern. Penggunaan kamera dan sinematografi cukup baik tetapi ada beberapa bagian yang diedit dan efeknya terlalu alay dan lebay bagi saya. Penulisannya pun masih kurang sempurna dan belum memikat hati 100% dan cerita mudah ditebak.
Karakter di drama ini menarik, seperti karakter Kangchon yang iri pada Euldam, Yukdo yang ingin berguru ke Euldam, dan Gwanghae yang bijaksana, maupun Imhae yang iri dan kekanak-kanakan. Akting dari pemeran masa muda masing-masing tokoh utama pun mumpuni. Tapi jujur saya menunggu drama ini karena Moon Geun Young, Kim Bum, dan Lee Kwang Soo yang baru muncul di episode 5. Jadi setelah episode1-4 recap akan saya buat per episode. Insyaallah!

No comments:

Post a Comment