Drama yang pertama kali saya
recap ini berjudul Goddess of Fire, Jung-i. Dibintangi oleh Moon Geun Young, Lee Sang Yoon, Kim Bum,
Lee Kwang Soo, Park Geun Hyung, dll drama ini menjadi salah satu drama yang
paling saya tunggu di tahun 2013. Secara singkat drama yang berlatar belakang
Korea di era Joseon ini menceritakan tentang kehidupan Baek Pa Sun, pengrajin
keramik wanita pertama di Korea. Ia menikah dengan Kim Taedo dan sempat diculik
pasukan Jepang saat Jepang menginvasi Korea di sekitar tahun 1500an. Walaupun
tentu saja di drama ini, tidak semuanya merupakan kisah nyata dan penulis dan
PD-nya sepertinya memang membuat perubahan cerita. Contoh yang paling jelas
adalah menjadikan Pangeran Gwang Hae jatuh cinta pada Jungyi. Konflik dan
persaingan diantara pembuat keramik dan kisah kasih antara Jungyi dan Pangeran
Gwang Hae menjadi tema utama drama ini
Anyway, hari ini saya akan
merecap 4 episode sekaligus, episode 1-4. Saya tidak bermaksud untuk
mengecilkan peran tokoh-tokoh di 4 episode awal, terutama pemeran masa kecil
masing-masing tokoh utama. Hanya saja menurut saya ceritanya jauh lebih menarik
setelah memasuki episode 5 ketika para karakter sudah beranjak dewasa (terutama
Kim Bum dan Moon Geun Young!! Hehhe).
EPISODE 1
Cerita
dibuka dengan adegan pembuatan keramik, mulai dari mengolah tanah liat,
membakarnya, hingga melukis permukaan keramik. Yu Jung (Jung-i) muda (diperankan oleh Jin Ji Hee) datang ke istana untuk mempersembahkan keramiknya pada raja. Raja
Seonjo (Jung Bo Suk) yang berkuasa
pada saat itu, mengagumi keramik buatan Jung-i. Jung-i (tambahan -i disini
merupakan panggilan, namanya Yu Jung) lalu menoleh dan memanggil ayahnya. Dua
orang pria menoleh dengan pandangan aneh, satu orang adalah ayah kandungnya dan
satunya lagi adalah ayah angkatnya. Kedua orang itu adalah Yi Kangchon dan Yu
Euldam, dua pengrajin keramik yang paling handal di Bunwon (Bengkel Keramik
Kerajaan). Mereka akan berkompetisi untuk menjadi Master Keramik dan Kepala
Bunwon. Di sisi lain Ratu Inbin dan Perdana Menteri merancang taktik untuk
menjadikan orang kepercayaan mereka menduduki jabatan itu dan mereka memilih
Kangchon. Mereka berdua bekerja di bengkel masing-masing dan Yu Euldam dibantu
oleh seorang gadis muda.
Di Hari H, mereka mempersembahkan keramik buatannya ke
hadapan raja dan ratu. Raja memuji hasil kreasi mereka. Namun, ternyata keramik
buatan Yu Euldam mengandung racun dan meracuni selir raja. Ternyata selir
alergi terhadap bunga persik dan keramik Euldam mengandung bunga persik yang
digunakan untuk memperhalus permukaan keramik. Yu Euldam pun dijatuhi hukuman
berat. Namun, gadis muda yang bekerja di Bunwon rupanya tahu hal itu merupakan
akal-akalan Yi Kangchon dan ratu. Ia menghadap Kangchon dan mengancamnya, ia
bahkan berbicara tentang anak yang dikandungnya. Yi Kangchon teringat akan
nasihat peramal bahwa lahirnya anak lain selain Yukdo (anak lelakinya) akan
membawa kehancuran dirinya. Ia pun menyuruh bawahannya melenyapkan gadis itu.
Gadis itu memohon supaya tidak dibunuh dan ia pun
lari. Di tengah malam, di istana lahirlah bayi Gwanghae dan Raja memberi
amnesti pada setiap tahanan di hari itu sehingga Yu Euldam bebas. Di malam yang
sama gadis muda tadi melahirkan di sebuah tempat pembakaran keramik. Erangannya
terdengar Euldam bersamaan dengan bunyi petir yang menggelegar (salah satu efek
alay di drama ini yang terkadang terlalu dramatis). Lahirlah bayi Jung-i! Ibu
Jungyi meninggal setelah melahirkan dan meninggalkan Jung-i ke Yu Euldam. Ia
ingin anaknya menjadi pembuat keramik terbaik di Joseon dan meminta Euldam
menjaga anaknya dengan baik.
Bertahun-tahun kemudian Yu Jung memiliki teman Shim
Hwaryung dan Kim Taedo. Hwaryung berguru ke ayahnya Jung yang sekarang tinggal
di pedesaan. Sedangkan Jung lebih suka belajar memanah dan menggunakan pedang
bersama Taedo. Suatu hari mereka berdua berburu babi hutan dan rusa. Di hari
itu rombongan kerajaan juga pergi berburu, termasuk Pangeran Gwanghae dan
Imhae. Jadi, secara teknis di drama ini Gwanghae dan Jung memiliki umur dan
tanggal lahir yang sama. Imhae selalu kalah dari adiknya tetapi ia juga selalu
iri dan dengki. Ia punya kecenderungan inferior (inferiority complex) sedangkan Gwanghae selalu lebih bijaksana dan
dewasa.
Di tengah perjalanan ia terjerembap ke dalam jebakan
binatang yang diset Taedo dan Jung. Ia berteriak minta tolong dan sesaat
kemudian Jung lewat. Gwanghae mengaku dirinya jatuh dan digigit ular. Jung pun
membantu dengan mengulurkan tangannya. Namun, Gwanghae menarik dirinya dan dia
pun terjatuh tepat di pelukan Gwanghae. Adegan ini bahkan diulang beberapa saat
kemudian dan sekarang giliran Gwanghae yang berada di atas tubuh Jung. Di dalam
jebakan itu mereka bertengkar seperti anak kecil dan menyalahkan satu sama
lain. Di lain pihak, Imhae dan Taedo mencari Gwanghae di hutan. Jung yang
awalnya tidak percaya bahwa Gwanghae adalah pangeran langsung terperangah
ketika mendengar teriakan dari para pencari Gwanghae dan konfirmasi Gwanghae
sendiri.
EPISODE 2
Episode 2 diawali dengan flashback sekilas ke episode 1 dan kemudian kembali ke adegan pencarian Pangeran Gwanghae. Di dalam jebakan, Jung masih tidak percaya bahwa Gwanghae adalah Yang Mulia Pangeran dan menolak memberi hormat. Ketika pengawal kerajaan semakin mendekat, Jung panik dan memukul kepala belakang Gwanghae dengan pedang. Ia pun terkapar tak sadarkan diri. Jung pun semakin bertambah panik. Namun, untungnya Taedo segera datang dan mengulurkan tali ke Jung. Sedangkan Gwanghae ditinggalkan begitu saja di jebakan (kasihan!). Ketika ia terbangun, Jung sudah tidak ada dan ia pun kebingungan. Akhirnya pengawal kerajaan datang dan menolongnya. Saat ia kembali ke perkemahan bersama Imhae, Imhae menyuruhnya menjelaskan jasa Imhae dalam menolongnya. Carmuk alias cari muka ke raja!
Jung masih diliputi perasaan
bersalah dan bahkan ia bersembunyi ketika rombongan kerajaan datang berkunjung
menemui ayahnya. Jung takut dilihat oleh Pangeran dan mengira ia akan dihukum
berat karena menyakiti keluarga kerajaan. Rupanya maksud kedatangan raja dan
pangeran adalah meminta Yu Euldam membuat keramik untuk persiapan upacara
kerajaan. Awalnya Euldam menolak, tapi akhirnya menerima dengan berat hati. Di
istana, Ratu dan bawahannya ingin memperkuat posisi mereka dan menjadikan
Pangeran Sinsong sebagai Putra Mahkota. Salah satunya dengan menyuap para
menteri untuk mendukung Kangchon dan Sinsong. Sementara itu, Yukdo dengan tekun
membuat keramik. Ketika ayahnya datang, Yukdo mengatakan bahwa ia mempersiapkan
keramik untuk upacara.
Keesokan harinya para menteri mendesak raja untuk
memilih Putra Mahkota. Raja pun menguji dan memberi tugas kepada masing-masing
anaknya. Gwanghae menjadi pemimpin upacara dan diberi tanggung jawab menjaga
keramik Raja Taejo (pendiri Joseon). Imhae pun kecewa. Ha. Kabar bahwa Yu
Euldam akan membuat keramik untuk upacara sampai ke telinga Yi Kangchon dan Yi
Yukdo dan membuat mereka kecewa. Disisi lain, salah satu bawahan di Bunwon
rupanya menyelundupkan keramik keluar istana dan menjualnya ke pedagang wanita
yang kaya raya. Namun, baru sesaat ia memiliki uang hasil barang selundupan
itu, ia berjudi dan uangnya raib dijarah perampok.
Di rumah Jung, cinta segitiga terjadi antara Jung,
Taedo, dan Hwaryung. Rupanya Hwaryung memendam perasaan ke Taedo, namun ia
tidak bisa menerimanya. Sedangkan Jung tidak tahu apa-apa karena ia tertidur
dan bersandar di bahu Taedo. Rupanya bawahan tadi adalah ayah Hwaryung dan ia
punya hutang banyak ke pedagang wanita. Jika Hwaryung ingin menebus hutang
ayahnya, ia harus bekerja ke pedagang itu. Besoknya, Hwaryung meninggalkan
rumah Jung. Taedo mengantarnya dan di sepanjang perjalanan mereka berbicara
tentang Jung dan mengapa Taedo tidak dapat menerima Hwaryung. Hwaryung lalu
memeluk Taedo dari belakang untuk menjelaskan perasaannya. So sweet…
Seteah Hwaryung pergi, Jung membantu ayahnya membuat
keramik. Jung bahkan bertanya apakah ayahnya dulu juga membuat keramik bersama
ibunya. Ayahnya mengiyakannya. Mereka kemudian didatangi oleh Kangchon yang
ingin memanas-manasi Euldam. Ia bahkan mengejek Euldam yang akhirnya bisa
menikah dan punya anak (padahal anak kandungnya sendiri). Namun, disisi lain
anak Kangchon, Yukdo, malah ingin berguru ke Euldam. Jung pergi bermain ke
hutan bersama Taedo. Ia melihat Gwanghae dan segera bersembunyi. Namun Gwanghae
melihatnya tetapi belum sempat Gwanghae menemui Jung, ia dihadang Taedo. Ia pun
hampir kalah dari Taedo. Kangchon akhirnya menemui Imhae dan mendukung Imhae
untuk menjadi pemimpin upacara. Imhae yang sudah merasa inferior menjadi marah
pada adiknya. Ia pun mendatangi ruangan tempat Keramik raja Taejo diletakkan.
Imhae yang mabuk membuat onar di ruangan upacara. Ia marah ke Gwanghae dan
memecahkan pot Raja Taejo.
EPISODE 3
Imhae memecahkan pot keramik Raja Taejo. Gwanghae
otomatis marah, namun akhirnya ia mengakui bahwa itu salahnya karena membiarkan
orang mabuk masuk ke ruangan upacara. Imhae bingung dan melarang Gwanghae
menemui raja. Ketika mereka berdua menghadap raja, di ruangan sudah ada Ratu
Inbin dan Pangeran Insong, mereka pun tidak jadi menyampaikan berita pecahnya
keramik. Esoknya, Kangchon dan Yukdo sudah mengetahui hal
itu sedangkan Gwanghae meminta bantuan ke pedagang keramik tempat Hwaryung
bekerja. Ia disarankan oleh Hwaryung untuk membawa itu ke Jung.
Saat Gwanghae pergi ke rumah
Jung, ia menangkap Jung yang jatuh dari atas kuda (dengan tambahan efek slow motion yang alay). Buntalan berisi
keramik yang sudah pecah pun terjatuh. Jung mengira ia yang memecahkan keramik
itu dan meyakinkan Gwanghae bahwa ia akan memperbaikinya. Awalnya Gwanghae
skeptis, tetapi akhirnya Gwanghae memberi waktu 5 hari untuk memperbaiki.
Ternyata konsekuensi dari pecahnya keramik itu sangat besar, memecahkan berarti
tindakan pengkhianatan dan memperbaiki juga tindakan pengkhianatan (bagaikan
makan buah simalakama).
Di istana Imhae memarahi
pengawalnya yang membiarkan Gwanghae pergi tanpa memberitahunya. Ia pun
kemudian menemui Kangchon di Bunwon. Kangchon memintanya menyerahkan segala
urusan padanya. Di sisi lain Jung dan Taedo menyusun pecahan keramik dan ada
satu bagian keramik yang hilang. Bagian yang hilang itu ditemukan oleh Yukdo di
ruangan upacara dan ia pun meminta izin ayahnya menemui Euldam. Tentu saja
ayahnya menolak. Euldam menolong Jung dan membawa keramik ke rumah gurunya
namun di tengah perjalanan ia dirampok. Jung datang membantu dan mereka pergi
ke rumah guru ayahnya.
Ayahnya ingin beban memperbaiki
keramik itu jatuh ke tangannya namun Jung menolak dan bertekad memperbaiki
sendiri. Jung harus mencari diantara puluhan pot, tanah liat yang tepat dan sesuai
untuk keramik itu, tanah liat dari Gunung Keumgang. Namun ternyata diantara
pot-pot itu tanah liat dari G.Keumgang tidak ada dan Jung pun mencampur
beberapa macam tanah liat agar menghasilkan adonan yang sesuai. Guru ayahnya
pun memuji bakatnya yang katanya sudah terlihat dari lahir.
Sementara itu Taedo dan Euldam
pergi ke istana untuk menemui Gwanghae. Euldam meminta agar Jung dibebaskan
dari tanggung jawab supaya ia yang menanggung akibatnya. Sedangkan Taedo
mempertunjukkan keahlian memanah di hadapan pengawal istana. Kangchon
memperlihatkan kepada Yukdo tentang keramik yang diperbaiki setelah pecah. Dari
luar memang tidak kelihatan, tapi kalau terkena air panas, keramik tadi akan
memperlihatkan retakannya dan bocor. Kangchon memperlihatkan ini untuk
menunjukkan Yukdo tugas memperbaiki keramik hampir mustahil dijalankan, apalagi
kalau memakai putih telur sebagai perekatnya. Namun Jung tidak memakai putih
telur tetapi memakai resin dari cacing tanah seperti anjuran gurunya. Bagian
yang hilang ia ganti dengan tanah liat baru yang ia bakar. Setelah Jung
tertidur, gurunya menyempurnakan hasil kerja Jung. Ia melapisi permukaan
keramik, memperbaiki bagian yang kurang sempurna, dan merapikannya. Persis
seperti aslinya.
Keesokan harinya, Jung dan Taedo
bertemu Gwanghae di pasar. Gwanghae menarik Jung menjauh dari keramaian.
Sedangkan Taedo berlari dari kejaran pengawal istana dan bersembunyi di tempat
kerja Hwaryung. Jung meminta Gwanghae agar tidak lagi menemui dirinya karena ia
dan ayahnya tidak ingin diganggu. Gwanghae dengan berat hati mengiyakan.
Kangchon, Yukdo, dan Imhae hampir tidak percaya bahwa keramik raja Taejo bisa
kembali seperti semula. Ketika Raja Seonjo datang, ia senang karena anaknya
bisa menjaga kepercayaan. Namun, tiba-tba Yukdo menngaku bahwa keramik Taejo
pernah pecah. Rahasia pun hampir terbongkar!
EPISODE 4
Semua orang terkejut dengan
keberanian dan kelancangan Yukdo menyebut keramik Taejo pernah pecah dan
diperbaiki. Raja pun tidak percaya dan meminta Yukdo membuktikannya. Air panas dituangkan
ke keramik, namun tidak terjadi apa-apa. Di tempat lain, Jung dan ayahnya
berharap bahwa semua akan baik-baik saja. Jung menjelaskan bahwa ia memakai lem
perekat yang berasal dari lendir cacing tanah sehingga tida terjadi retak. Di
istana raja tidak sabar dan akan menghukum Yukdo. Namun Kangchon mengintervensi
dan memecahkan keramik Taejo (lagi!!). Kangchon menjelaskan perbedaan pecahan
keramik yang baru dan yang lama.
Raja marah dan Gwanghae pun mengaku kalau itu ulahnya
sedangkan Imhae berdiri ketakutan. Raja memerintahkan Euldam ditangkap. Euldam
diseret oleh pengawal istana. Jung datang membantu tetapi malah didorong.
Untung ada Taedo yang menolongnya, Taedo melindungi tubuh Jung dan membiarkan
tubuhnya dipukuli oleh pengawal. Di istana Gwanghae meminta keringanan hukuman
kepada Raja. Raja menolak dan mengintrogasi Euldam sendiri. Sedangkan Jung
menangis karena ayahnya harus dihukum karena dirinya. Ratu Inbin gembira dengan
kejadian itu karena akan menguntungkan putranya. Sedangkan Gwanghae bersedih
karena melibatkan Jung dalam masalah itu. Jung lalu datang ke istana dan
menemui raja secara langsung. Ia mengaku ia sendiri yang memperbaiki keramik
itu dan bukan ayahnya. Raja ingin mengujinya dan memberinya tugas membuat
keramik yang paling indah. Padahal Jung selama ini hanya bisa memperbaiki dan
tidak bisa membuat keramik.
Jung awalnya frustasi tapi ada Taedo yang membantunya.
Taedo membawakan keramik dari Ming China yang dipinjam dari Hwaryung. Bukannya
segera membuat keramik, Jung malah keasyikan memandangi keindahan keramik Ming dan
semakin frustasi karena tidak bisa membuat keramik. LOL. Gwanghae meminta Taedo
sebagai pengawal pribadinya, sebagai gantinya Taedo meminta Gwanghae melindungi
Jung ketika ia akan menghadap raja. Disisi lain, Jung bermimpi bertemu gurunya.
Gurunya berkata,”Apa hal yang menurutmu paling indah?
Kalau aku hal itu adalah anggur karena anggur bisa membangkitkan semangat. Coba
kalau tidak ada anggur? Hah, aku tidak akan berani membayangkan. Nah, apa yang
paling kamu senangi dan paling indah? Hal yang paling kamu takutkan jika
kehilangannya. Mulailah dari itu.”
Setelah itu Jung mengingat kenangan bersama ayahnya
dan semua ucapan ayahnya. Ia pun siap membuat keramik. Esoknya Jung membawa
bungkusan ke istana dan menghadap raja dan para menterinya. Keramik buatan Jung
biasa-biasa saja namun arti keramik itu sukses menggerakkan hati raja. Ia
membuat mangkuk teh dan menceritakannya sebagai simbol cinta kedua orang
tuanya. Raja mengatakan ia merasa kasihan padanya. Sedangkan Jung menganggap
raja tidak pantas menduduki tahta. Semua mata terkejut memandang Jung. Raja
minta penjelasan dan Jung menjelaskan bahwa sebagai raja ia harus menghargai
jerih payah rakyatnya dan melihat apa yang dilihat rakyatnya. PM mengambil
kesempatan untuk memojokkan Jung tapi Gwanghae membalas dengan mengatakan ia
juga kehilangan ibu seperti Jung dan ia tidak dihukum padahal telah memecahkan
keramik. Akhirnya raja angkat bicara dan memaafkan ayah Jung, bukan karena
keindahan keramik Jung, melainkan karena keberanian dan bakti Jung kepada
ayahnya sesuai nilai Konfusianisme (didukung akting nangis juga tentunya).
Ayah Jung, Euldam bebas dan Jung berterimakasih pada
Gwanghae. Sayangnya Gwanghae mengaku bahwa sebenarnya dari awal keramiknya
sudah pecah dan bukan salah Jung. Jung marah dan tidak mau menemui Gwanghae
lagi. Di rumah, Jung, ayahnya, dan keluarga Taedo merayakan bebasnya Euldam.
Sedangkan Gwanghae pergi menemui Kangchon dan berniat mengangkat Euldam sebagai
master keramik di Bunwon. Kangchon semakin kecewa dan marah. Malam harinya,
Kangchon menyuruh bawahannya membunuh Euldam.
KESIMPULAN
Episode 1-4 merupakan pembuka
yang bagus untuk mengawali drama sepanjang 32 episode ini. Walaupun tidak ada
yang baru dan semua jalinan plot kurang lebih sama dengan cerita tentang
pahlawan atau orang hebat lainnya. Cerita diawali dengan kelahiran sang tokoh
utama yang biasanya tidak punya orang tua/diadopsi, masa kecil tokoh utama yang
jenius lalu bertemu dengan cinta pertamanya, lalu sang tokoh mendapat ujian.
Tiba-tiba saja tokoh utama yang sebelumnya tidak bisa sama sekali, berkat
kejeniusan dan bakatnya tiba-tiba bisa dalam semalam. Bagi yang tidak familiar
dengan sageuk atau drama sejarah
pasti masih asing dan kesulitan dengan ungkapan dan bahasa yang digunakan
karena dialog sageuk memang berbeda
dari dialog drama modern. Penggunaan kamera dan sinematografi cukup baik tetapi
ada beberapa bagian yang diedit dan efeknya terlalu alay dan lebay bagi saya.
Penulisannya pun masih kurang sempurna dan belum memikat hati 100% dan cerita
mudah ditebak.
Karakter di drama ini menarik, seperti karakter
Kangchon yang iri pada Euldam, Yukdo yang ingin berguru ke Euldam, dan Gwanghae
yang bijaksana, maupun Imhae yang iri dan kekanak-kanakan. Akting dari pemeran
masa muda masing-masing tokoh utama pun mumpuni. Tapi jujur saya menunggu drama
ini karena Moon Geun Young, Kim Bum, dan Lee Kwang Soo yang baru muncul di episode
5. Jadi setelah episode1-4 recap akan saya buat per episode. Insyaallah!
No comments:
Post a Comment