Episode 6 ini
masih dipenuhi dengan adegan lucu dan humoris dan siapa yang mengira kalau Jung
memilih menyamar sebagai pria dan masih menyembunyikan jati dirinya dari
Gwanghae dan Taedo. Dipenuhi kesalahpahaman, konflik dan humor yang sarkastis
ironis.
EPISODE 6
Jung
bertemu dengan Gwanghae asli dan ia tidak mau dituduh pencuri karena kemarin ia
sudah berniat mengembalikannya. Kedua orang itu kemudian beradu mulut. Gwanghae
dan Jung sama-sama keras kepala tapi tidak ada yang membuka jati dirinya.
Akhirnya Jung mengaku kalau sabuk giok itu sudah dicuri. Pencurinya tentu saja
adalah Taedo. Jung dan Gwanghae akhirnya pergi ke pasar untuk melacak pencuri
itu. Di tengah perjalanan Jung berpura-pura sepatunya rusak dan minta dibelikan
sepatu ke Gwanghae. Ia minta sepatu termahal ke pedagangnya dan tebak berapa
harganya? Dan nyang (5 keping)!! Hahha. *FYI Bagi penggemar Painter of The Wind
dan nyang adalah sebutan pasangan Yun Bok-Jeong Hyang (Dan Nyang Couple), drama
yang dibintangi Moon Geun Young dan Moon Chae Won. Penulis drama ini pasti
memasukkan meta komedi disini dan mungkin penggemar POTW *
Gwanghae
dengan berat hati membayar harga sepatu. Jung lalu pergi ke sebuah warung
dengan alasan dia harus makan dulu sebelum bisa berpikir. Di warung itu ia
mencari cara untuk mengalihkan perhatian Gwanghae. Tiba-tiba ia berpura-pura
sakit perut dan berteriak “Aigoo, aigoo” (POTW re-enact) sambil berlari menyambar salah satu sepatu Gwanghae. Jung
melemparnya ke arah pengawal. Gwanghae kebingungan dan Jung kabur. Namun, baru
beberapa langkah, Gwanghae menangkapnya. Sekarang Gwanghae menalikan tangannya
dan tangan Jung supaya ia tidak bisa kabur. Sementara itu sabuk Gwanghae sampai
ke tangan pedagang. Pedagang Chun ingin menemui penyuplai kobalt ke Bunwon
tetapi Hwaryung menawarkan diri. Taedo kemudian menemani Hwaryung. Hwaryung
bertemu penyuplai kobalt (bahan dasar warna biru pada keramik) yang lebih mirip
preman. Setelah direndahkan beberapa kali, Hwaryung akhirnya menebar ancaman.
Namun begitu sampai di luar ia jatuh lemas dan ditolong Taedo.
Jung
dan Gwanghae pergi menemui bandit. Jung bercerita pada bandit bahwa seorang
pencuri telah mencuri sabuk dan mendeskripsikan orangnya seperti Gwanghae.
Otomatis para bandit berpikir pencurinya adalah Gwanghae. Mereka berdua diikuti
para bandit dan segera berlari. Para bandit menyerang Gwanghae sedangkan Jung
pergi bersembunyi dan hanya melempari mereka dengan batu yang beberapa kali
hampir mengenai Gwanghae. Hee. Setelah bandit pergi, barulah Jung bertanya apa
yang akan terjadi kalau sabuknya tidak ada. Gwanghae berkata efeknya ia akan
mendapat masalah besar. Setelah itu Jung meminta tangan mereka berdua diikat
lagi agar tidak bisa kabur, tapi Gwanghae menolak. Jung kemudian datang ke
tabib dan meminta obat untuk segala penyakit gurunya. Begitu ia keluar,
Gwanghae sudah menghilang.
Di
pasar ada pengumuman bahwa Bunwon membutuhkan pemuda sehat yang bersedia
bekerja sebagai pembuat keramik. Jung melihat pengumuman itu, lalu teringat
dengan janjinya, ia lalu mengambil pengumuman itu dan menyimpannya. Gwanghae
menemui Pedagang Chun tapi sabuk itu sudah tidak ada. Pedagang Chun menolak
memberitahu siapa yang menyuruhnya. Kemungkinan sih perdana menteri (PM).
Akhirnya Gwanghae pun pergi.
Di
istana, Gwanghae diganggu Imhae yang memintanya supaya membayar tagihan
minumnya. Tapi Gwanghae pergi begitu saja meninggalkan Imhae yang kecewa. Saat
Raja memimpin rapat, PM mengungkapkan bahwa sabuk giok Gwanghae ditemukan di
tempat yang tidak semestinya. Raja marah dan menghukum Gwanghae. Hukumannya
adalah menurunkan posisinya dari Kepala Saongwon (departemen di bidang seni
yang membawahi Bunwon) menjadi Asisten Kepala. Sedangkan Pangeran Sinsong
menjadi Kepala, dengan kata lain Gwanghae menjadi asisten adik tirinya. Ratu
Inbin senang dengan pengangkatan anaknya sedangkan anaknya merasa segan menjadi
atasan Gwanghae.
Beberapa
saat kemudian Gwanghae diganggu Imhae dan kemudian harus bertemu ibu tirinya,
Ratu Inbin. Ratu berkata wajar jika Gwanghae senang mengunjungi rumah gisaeng
dan meminta anaknya dijaga dengan baik. Gwanghae hanya bisa terdiam dengan
ekspresi yang menunjukkan bahwa itu semua bukan salahnya. Disisi lain, Jung
sudah kembali ke rumah gurunya dengan membawa obat-obatan. Gwanghae mengajari
Sinsong tata cara di Bunwon. Sinsong awalnya enggan apalagi saat ia
diperkenalkan sebagai Kepala Bunwon yang baru menggantikan Gwanghae. Kangchon
senang karena ia bisa memperkuat posisinya dan Yukdo di Bunwon. Sedangkan ayah
Hwaryung berencana mendekati Yukdo. Saat Yukdo memeriksa keramik yang baru saja
dilukis, ayah Hwaryung datang. Yukdo menunjukkan ia tidak senang dengan hasil
lukisan dari Dohwaseo (Biro Pelukis Kerajaan) karena pelukisnya asal-asalan
melukis diatas keramik. Yukdo ingin tahu dimana ia bisa mendapat pewarna biru
yang lebih baik disbanding yang biasa dikirim dari Dohwaseo. Ayah Hwaryung
dengan senang hati membantu.
Sementara
itu, Kangchon datang berkunjung ke Pedagang Chun. Ia kecewa dengan keramik dari
pedagang itu akhir-akhir ini. Ia pun ingin membatalkan kontrak. Kangchon minum-minum
dengan PM. Ternyata ia hanya ingin menakut-nakuti Pedagang Chun. Di lain pihak,
pedagang Chun tidak kehabisan akal. Ia segera menyuruh Hwaryung menemui Yukdo
secara langsung karena menurutnya anak Kangchon adalah titik lemahnya. Jung
berkemas menuju istana dengan menyamar sebagai pria. Ia sudah menyiapkan obat
untuk gurunya dan memasukkannya ke semua botol anggur gurunya. Jadi tidak ada
alasan bagi gurunya untuk tidak meminum obat. Jung juga membawa sepatu Taedo
lengkap dengan talinya yang sekarang berwarna hitam (pas dikasih Taedo warnanya
biru gelap).
Di
malam yang sama Taedo menangkap bandit-bandit yang menyelundupkan keramik. Ia
mengikat mereka ke tiang kayu dan merobek bagian lengan atas baju mereka. Tidak
ada yang punya bekas luka. Taedo hanya mendesah karena belum menemukan pembunuh
Euldam. Esoknya Jung bersiap berangkat dan gurunya memberinya nama baru, Tae
Pyung. Mereka berdua berpisah dengan berkaca-kaca. Jung alias Tae Pyung pergi
ke makam ayahnya dengan berlinang air mata. Ia berjanji akan menjadi pembuat
keramik terbaik. Ia berhenti dan makan di sebuah warung lalu bertanya arah ke
Bunwon. Namun, ternyata Jung dihadang oleh para bandit. Taedo datang dan
melihat para bandit itu. Bandit-bandit itu kecewa karena isi tas Jung hanya
sepasang sandal. Mereka melempar sandal itu dan ditangkap Taedo. Mereka pun
segera menghilang karena takut terhadap Taedo. Taedo terkejut karena itu adalah
sandalnya dulu. Ia pun pergi mencari Jung.
Di
tempat lain, Yukdo menemui Hwaryung. Ia terperangah oleh kecantikan Hwaryung.
Hwaryung menawarkan hwae hwae cheong,
pewarna biru yang diimpor (barang impor selalu lebih bagus sepertinya).
Hwaryung terus mempesona Yukdo dan setelah berhasil ia kembali ke rumah
Pedagang Chun. Di Bunwon Yukdo tidak bisa berpikir jernih karena teringat
Hwaryung. Sedangkan Taedo mencari Jung di sekitar perkemahan. Disisi lain, Jung
duduk diluar karena tidak punya tempat menginap. Ia teringat bahwa di bungkusan
itu ada sandal Taedo yang selalu ia jaga dengan baik. Taedo mendekatinya
perlahan dan memandanginya. Jung balik menatapnya. Mereka berdua seakan
bertanya siapa gerangan orang di hadapan mereka ini.
KESIMPULAN
Akhirnya
Taedo bertemu dengan Jung lagi. Walaupun nantinya kemungkinan Taedo masih akan
menganggap Jung sebagai pria. Di episode kali ini saya kembali teringat oleh
drama sageuk Moon Geun Young terakhir, yakni Painter of The Wind. Penulis drama Goddess of Fire ini mungkin saja
penggemar drama itu sehingga memasukkan unsur yang mirip atau yang
bersinggungan dengan drama POTW. Pertama, penyamaran Jung sebagai lelaki yang
mirip dengan plot POTW dimana karakter MGY menyamar sebagai lelaki agar bisa
menjadi pelukis istana. Walaupun penyamaran MGY di POTW sebagai lelaki jauh
lebih meyakinkan dibandingkan di GOF. Mungkin karena karakternya di POTW hidup
sebagai lelaki selama bertahun-tahun, sedangkan di GOF Jung baru memutuskan
menyamar sebelum ia menjadi pengrajin keramik. Kedua, referensi dan nyang (5
coins) yang mungkin menyinggung Dan Nyang Couple di POTW. Ketiga, referensi
Dohwaseo ketika Yukdo memeriksa keramik dan kebutuhan Yukdo akan pewarna biru.
Keempat, adegan Jung yang sakit perut dan ekspresi yang hampir sama dengan
karakter Yun Bok di POTW yang mengaduh kesakitan ketika kumis palsunya dicabut.
Bahkan, karakter Jung dan Yun Bok hampir mirip, dimana mereka adalah jenius di
bidangnya yang ayahnya dibunuh karena banyak orang yang tidak suka dengannya
dan mereka harus menyamar sebagai pria agar dapat diterima bekerja di istana.
Mereka juga humoris, ceria, sedikit nakal, namun memiliki semangat dan tekad
yang kuat. Saya tidak keberatan dengan referensi POTW entah disengaja atau
tidak, tapi itu menunjukkan kurangnya kreativitas penulis dalam menyusun cerita
yang baru. Oleh karena itu, saya tunggu kejutan dari penulis untuk mengembangkan
cerita GOF menjadi cerita yang baru, bukan sekedar drama yang hampir sama,
hanya berbeda nama karakter dan latar belakang.